Bahan atau produk polimer hasil
polimerisasi sebagian besar berbentuk resin plastik (ada yang menyebutnya pellet atau chip plastik). Resin tersebut kemudian diproses dengan
berbagai teknik diataranya ekstrusi molding, kalendering pelapisan dan spining
Namun tidak seluruh produk polimer mesti dijadikan resin Beberapa jenis polimer
termoset tidak memungkinkan dibuat resin, demikian juga untuk beberapa
jenis polimer rekayasa maupun polimer khusus, oleh karenanya perlu
teknik tersendiri dalam memprosesnya.
EKSTRUSI Pada
proses ekstrusi terjadi peristiwa transfer (conveying) resin dari satu
titik ke titik lain menggunakan ulir (screw), kemudian pelelehan dan
penekanan. Secara prinsip resin masuk
dalam wadah (hoper) kemudian dibawa oleh ulir sambil mengalami proses
pelelehan. Panas berasal dari kumparan yang dipasang di sekeliling ulir. Begitu
pergerakan bahan menuju ujung, terjadi kenaikan tekanan karena bahan polimer mesti melalui lubang
kecil sedangkan dari belakang ulir terus bergerak menekan. Bahan keluar
selanjutnya bisa “dieterima” oleh molding untuk dicetak, atau kembali dibuat
resin. Khusus yang terakhir ini sepertinya merupakan aktivitas pengulangan
(dari resin yang dikenakan proses ekstrusi untuk kembali dibentuk resin).
Jawabannya secara teknis memang
demikian. Namun sebenarnya resin yang keluar berbeda dengan resin yang masuk.
Dalam kasus ini resin yang masuk
dicampur dengan bahan lain sehuingga resin keluar mempunyai sepsifikasi yang
khusus. Dengan demikian tujuan ekstrusi
diantaranya adalah untuk mendapat resin dengan spesifikasi berbeda dengan sebelumnya.
Pencampuran
(compounding) merupakan hal yang umum di industri polimer plastik. Sebagai
contoh plastik SAN (stirin-akrilonitril) bila dicampur dengan karet SBS
(kopolimer stririn-butadien-stririn) melalui ekstruder (alat pengekstrusi) akan
menjadi plastik ABS (akrilonitril-butadien-stririn). Dalam hal ini pencampuran bertujuan untuk mendapatkan
plastik yang keras sekaligus liat. Plastik SAN bersifat keras namun getas.
Untuk menghilangkan kegetasan maka perlu dicampur dengan SBS agar mempunyai sifat liat, maka jadilah
plastik ABS tersebut. Kemudian proses ekstrusi juga dipakai untuk pewarnaan
resin. Sebagai contoh resin ABS dalam keadaan asli berwarna putih kekuningan
dan opak (’buthek’, tidak transparan). Dan seperti diketahui aplikasi ABS
diantaranya adalah untuk bodi sepeda motor, casing HP dan seterusnya.
Produk-produk tersebut kenyataannya memerlukan variasi warna,. Untuk itulah
resin ABS diberi pigmen dengan menggunakan proses ekstrusi. Sedangkan proses
daur ulang beberapa jenis plastik juga menggunakan ekstruder. Dalam hal ini
plastik bekas dalam ukuran potongan tertentu diumpankan ke hoper untuk
selanjutnya diekstrusi menghasilkan resin plastik daur ulang. Resin tersebut
kemudian dikirim (dujual) ke pabrik molding untuk dicetak.
Ekstruder
yang ada dipasaran biasanya terdiri atas ekstruder tunggal (single extruder)
dan ekstruder ganda atau kembar (twin extruder). Seacara umum ekstruder ganda mempunyai nilai
lebih yaitu pencampuran yang lebih merata dan biasanya outputnya besar. Tentu
saja harga ekstruder ganda lebih mahal dibanding elkstruder tunggal. Berikut
dibawah penampang melintang kedua jenis ekstruder dan foto ekstruder ganda.
MOLDING
Molding merupakan proses
pencetakan bahan polimer menjadi suatu bentuk tertentu sesuai dengan apa yang
dikehendaki. Botol plastik kemasan air minum dan casing komputer merupakan contoh hasil proses molding. Adapun proses molding dapat
dibagi dalam beberapa jenis yaitu molding tiup, molding injeksi, molding
kompresi, resin transfer molding (RTM), vacuum forming dan SCRIMP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar