MAKALAH ILMIAH
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
MENURUT OHAS 18001 SEBAGAI UPAYA
MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI INDUSTRI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Bahas Indonesia
Oleh :
Alan Virgianto
5130611018
TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji
dan Syukur kepada Allah karena karuniaNya penulis berhasil Menyelesaikan makalah
ilmiah yang berjudul PENERAPAN
SISTEM MANAJEMEN K3 MENURUT OHSAS 18001 SEBAGAI UPAYA MENGURANGI
KECELAKAAN KERJA DI INDUSTRI
Makalah
ini berisi penerapan manajemen K3 dalam upaya mencegah dan mengurangi
kecelakaan kerja di industri. Gagasan timbul ketika melihat banyaknya
kecelakaan kerja di industri maupun di lalulintas
Semoga makalah ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan yang telah
disusun dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.Sebelumnya
penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan oleh karena itu kritik dan saran sangat kami
harapkan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2.2 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2.3 Ketentuan Penerapan Sistem Manajemen K3
2.4 Langkah Implementasi Penerapan Sistem Manajemen K3
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Proses Penerapan Sistem Manajemen K3
3.2 Kunci Keberhasilan Penerapan Sistem Manajemen K3
3.3 Pencegahan dan Mengurangi Kecelakaan Kerja
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
Meningkatnya
kebutuhan hidup manusia mendorong industri untuk menyediakan kebutuhan dengan
cepat dan berkualitas, sehingga diperlukan strategi yang tepat, salah satunya
adalah memiliki peralatan yang berteknologi tinggi. Berdirinya industri –
industri ini sangat banyak memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup manusia
walaupun banyak masalah-masalah yang muncul. Industri didirikan dengan
menggunakan metode kerja, teknologi dan lainnya untuk mendapatkan tingkat
produktivitas yang tinggi, tetapi seringkali tanpa mempertimbangkan efek
samping yang dapat ditimbulkannya. Salah satu keadaan yang timbul adalah
terjadinya suatu kecelakaan kerja dan tidak jarang pekerja menderita sakit yang
pada akhirnya sangat mempengaruhi produktivitas pekerja tersebut.
Menurut Jamsostek tercatat 65.474 kecelakaan kerja
yang mengakibatkan 1.451 orang meninggal, 5.326 orang cacat tetap dan 58.697
orang cedera. Data kecelakaan tersebut mencakup seluruh perusahaan yang menjadi
anggota Jamsostek dengan jumlah peserta sekitar 7 juta orang atau sekitar 10%
dari seluruh pekerja di Indonesia. Dengan demikian, angka kecelakaan mencapai
930 kejadian untuk 100.000 pekerja setiap tahun. (Jamsostek, 2007) di samping
itu dengan menurunnya produktivitas
pihak industri akan rugi. Kerugian materi lainnya jauh lebih
besar. Kondisi ini disebabkan karena masih kurangnya kesadaran dan pemahaman
kalangan usaha di Indonesia akan pentingnya aspek K3 sebagai salah satu unsur
untuk meningkatkan daya saing.
Disamping itu untuk meningkatkan daya saing proses produksi menuntut
jadwal dan tindakan yang cepat dan tepat. Kondisi ini menyebabkan perlunya
tindakan-tindakan penyelamatan apabila terjadi kecelakaan kerja, karena kecelakaan
dapat menghambat proses produksi dengan hilangnya jam kerja karyawan serta adanya
kerugian material ataupun jiwa. Namun demikian pecegahan terjadinya
kecelakaan (preventive) harus lebih dahulu dilakukan. Tempat serta lingkungan kerja
juga sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat produktivitas para pekerja. Lingkungan
dan tempat
kerja yang baik dapat memberikan semangat dan ketenangan bagi para
pekerja sehingga tercapai tingkat produktivitas yang
tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas amaka dapat disusun rumusan masalah sebagai
berikut :
- Bagaimana
penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang standar
- Bagaimana pengaruh penerapan sistem
K3 terhadap
menurunnya tingkat kecelakaan kerja
1.3 Tujuan
Ada
beberapa tujuan dari pembuatan makalah yang membahas tentang penerapan sistem
manajemen K3 diantaranya adalah :
- Mengetahui
penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang standar
- Mengetahui pengaruh penerapan
sistem K3 terhadap
menurunnya tingkat kecelakaan
kerja
1.4 Manfaat
Manfaat
bagi industri menerapkan sistem manajemen K3 antara lain :
1.
Mengurangi
kecelakaan kerja di industri
2.
Karyawan akan
lebih menegerti pentingnya perlengkapan kerja yang digunakan untuk mengurangi
kecelakaan kerja
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menurut
OHSAS 18001 : 2007 OHS Management system:
part of organization’s management system used to develop and implement its OH’S
Policy and manage OH’S Risks.
1.
A management system is a set of interrelated elements
used to establish policy and objectives and to achieve those objectives.
2.
A management system includes organization structure,
planning activities (including fir
example, risk assessment and the setting of objectives ), responsibilities,
practices, procedures, procedures, and resources.
Sistem manajemen K3 merupakan konsep
pengolahan K3 secara sistematis dan
komprehentif dalam suatu system manajemen yang utuh melalui proses perencanaan,
penerapan, pengukuran dan pengawasan.Terdapat berbagai bentuk sistem manejemen
K3 yang dikembangkan oleh lembaga dan institute di dalam dan luar negeri antara
lain :
1. International
safety Rating System (ISRS) dari
ILCI/DNV
Suatu system manajemen K3 yang dipelopori
oleh ahli K3 dari USA
Mr. FrankBird yang mengembangkan metode
penilaian kinerja K3 yang disebut ISRS. System ini memberi peringkat kinerja K3
suatu perusahaan melalui audit dan sistem scoring atau nilai. Di Indonesia
telah banyak yang menerapkan sistem ini.
2. Proses safety Management, OHSA
Standar CFR 29 1910.119 merupakan Sistem manajemen K3 yang dirancang khusus
untuk industri proses beresiko tinggi seperti perminyakan dan petrokimia. Di
Indonesia dikenal dengan istilah manajemen keselamatan proses (MKP) yang telah
dikembangkan oleh berbagai industri dan perusahaan (OHSAS 18001, 2007)
2.2 Tujuan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Tujuan dari penerapan
sistem manajemen K3 antara lain :
1.
Sebagai alat ukur kinerja K3 dalam organisasi
Sistem manajemen K3
digunakan untuk menilai dan mengukur kinerja penerapan K3 dalam organisasi.
Dengan membandingkan pencapaian K3 dalam organisasi tersebut, organisasi dapat
mengetahui tingkat pencapaian K3. Pengukuran ini dilakukan melalui audit sistem
manajemen K3.
2.
Sebagai pedoman implementasi K3 dalam organisasi
Sistem manajemen K3
dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam mengembangkan sistem manajemen K3. Beberapa bentuk sistem manajemen yang digunaka sebagai acuan misalnya ILO
OHSMS, API HSE MS Guidelines, oil and Gas Producer Forum (OGO)
3.
Sebagai dasar penghargaan
Penghargaan K3
diberikan atas pencapaian kinerja K3 sesuai dengan tolak ukur masing-masing.
Karena bersifat penghargaan, maka penilaian hanya berlaku untuk periode
tertentu.
4.
Sebagai sertifikasi
Sertifikasi
diberikan oleh lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi oleh suatu badan
sertifikasi. Sistem sertifikasi ini telah berkembang secara global karena dapat
diacu di seluruh dunia. (OHSAS 18001, 2007)
2.3 Ketentuan Penerapan Sistem Manajemen K3
Industri
diwajibkan untuk melaksanakan beberapa ketentuan pokok penerapan K3 antara lain
:
1. Menetapkan
kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan SMK3.
2. Merencanakan
pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan SMK3.
3. Menerapkan
kebijakan secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung
yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran K3.
4. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3
serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
5. Meninjau secara
teratur dan meningkatkan pelaksanaan SMK3 secara berkesinambungan dengan tujuan
meningkatkan kinerja K3.
6. Pengendalian
resiko dan bahaya yang ditimbulkan.
(Mentri tenaga kerja, No. Per-05/MEN/1996)
2.4
Langkah Implementasi Penerapan Sistem Manajemen K3
Langkah-langkah
implementasi dalam penerapan system manajement ada 20 langkah implementasi
antara lain :
Langkah
1 : Pembentukan Tim
Langkah
2 : Penentuan lingkup sistem
manajemen
Langkah
3 : Tinjauan awal
Langkah
4 : Kebijakan K3
Langkah
5 : Identifikasi Bahaya, Penilaian
resiko
Langkah
6 : Persyaratan Hukum dan lainnya
Langkah
7 : Sasaran K3
Langkah
8 : Program K3
Langkah
9 : Sumberdaya, peran, tanggung
jawab, dan wewenang
Langkah
10 : Pelatihan Kepedulian Kompetensi
Langkah
11 : Komunikasi, konsultasi, dan
partisipasi
Langkah
12 : Pendokumentasian
Langkah
13 : Pengendalian dokumen
Langkah
14 : Pengendalian operasi
Langkah
15 : Kesiagaan dan tanggap darurat
Langkah
16 : Pengukuran kinerja dan pemantauan
Langkah
17 : Penyelidikan Insiden,
ketidaksesuaian, dan pencegahan
Langkah
18 : Penyelidikan rekaman
Langkah
19 : Audit Internal
Langkah
20 : Tinjauan Manajemen (Ramli
Soehatman, 2010, 192-194)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Proses Penerapan Sistem Manajemen K3
Dari landasan teori
yang di atas, dalam penerapan sistem manajamen K3 industri harus melakukan
langkah implementasi antara lain :
Langkah
implementasi
|
Kegiatan
|
keluaran
|
Tim bekerja
|
Langkah 15 :
Kesiagaan dan Tanggap darurat
1.
Lakukan
identifikasi darurat
2.
Buat
prosedur tanggap daruarat
3.
Buat
program pelatihan
|
1.
Prosedur
tanggap darurat
2.
Identifikasi
darurat
3.
Organisasi
tanggap darurat
|
Workshop 2
|
1.
Review
hasil langkah 2-15
2.
Lakukan
pre-audit
3.
Kerjakan
langkah 17-20
|
1.
Progress
report kemajuan implementasi
2.
Hasil
pressessment
|
Tim berkerja
|
Langkah 16 :
Pengukuran Kinerja dan Pemantauan
1.
Buat
prosedur pemantauan
2.
Susun
aspek dan jenis pemantauan yang diperlukan
|
1.
Prosedur
pemantauan
2.
Daftar
pemantauan dan sistem
|
Langkah ke 17 :
Insiden, Ketidaksesuaian, dan Tindakan korelasi
1.
Buat
data sistem pelaporan kecelakaan dan kejadian
2.
Susun
prosedur
3.
Buat
formulir pelaporan
|
1.
Prosedur
pelaporan kecelakaan
2.
Analisis
kecelakaan kejadian
3.
Data
kecelakaan tersusun
|
|
Langkah ke 18 :
pengendalian rekaman
1.
Buat
daftar rekaman K3
2.
Susun
prosedur pengelolaan data
|
1.
Daftar
data K3
2.
Prosedur
pengelolaan data
3.
Tempat
penyimpanan arsip yang baik
|
|
Internal Audit
|
Langkah ke 19 :
Internal Audit
1.
Susun
prosedur
2.
Bentuk
tim Audit Internal
3.
Adakan
pelatihan
|
1.
Prosedur
internal Audit
2.
Rencana
Audit Internal
3.
Laporan
peleksanaan Audit Internal
4.
Tindak
lanjut Audit Internal
|
Tinjauan menejemen
|
Langkah ke 20 :
Tinjauan manajemen
1.
Buat
prosedur tinjauan manajemen
2.
Laksanakan
pertemuan Tinjauan manajemen
|
1.
Prosedur
tinjauan Menejemen
2.
Laporan
hasil pertemuan
3.
Dokumen
tinjauan manajemen
|
3.2 Kunci
Keberhasilan Penerapan Sistem Manajemen K3
Untuk mencapai penerapan SMK3 kelas dunia diperlukan
faktor seperti berikut ini
1. SMK3
harus komprehensif dan terintegrasi dengan seluruh langkah pengendalian yang
dilakukan. Antara elemen implementasi dengan potensi bahaya atau resiko yang
ada dalam organisasi harus berjalan. SMK3 disusun dengan pendekatan risk based concept sehingga tidak salah
arah (misguided)
2. SMK3
harus dijalankan dengan konsisten dalam operasi satu-satunya cara untuk
mengendalikan risiko dalam organisasi. Semua program K3 atau kebijakan K3 yang
diambil harus mengacu kepada SMK3 yang ada. Sebagai contoh, ketika organisai
akan melakukan proyek ekspansi fasilitasi, maka dikembangkan program K3 untuk
proyek yang tetap mengacu kepada SMK3 yang sudah ada.
3. SMK3
harus konsisten dengan hasil identifikasi bahaya dan penilaian resiko yang
sudah dilakukan. Hal ini akan tercermin dalam penetapan objektif dan program
kerja yang harus mengacu kepada potensi bahaya yang ada dalam organisasi.
4. SMK3
harus mengandung elemen-elemen implementasi yang berlandaskan siklus proses manajemen
(PDCA).
5. Semua
unsur atau individu yang terlibat dalam operasi harus memahami konsep dan
implementasi SMK3.
6. Adanya
dukungan dan komitmen menejemen puncak dan seluruh elemen dalam organisasi
untuk mencapai kinerja K3 terbaik.
7. SMK3
harus terintegrasi dalam sistem menejemen lainya yang ada dalam organisasi.
3.3 Pencegahan dan Mengurangi
Kecelakaan Kerja
Dalam kecelakaan kerja menyangkut berbagai
aspek seperti manusia, kondisi pabrik, teknis peralatan yang dugunakan, dan
alam. Untuk mengurangi kecelakaan kerja ada beberapa pendekatan seperti teknis,
administrative dan manusia.
Pendekatan teknis menyangkut kondisi fisik,
peralatan, material. Untuk mencegah kecelakaan bersifat teknis dilakukan upaya keselamatan
antara lain
1. Rancangan
bangunan yang aman disesuaiakan dengan persyaratan teknis dan standar yang
berlaku untuk menjamin kelayakan instalasi dan peralatan kerja.
2. Sistem
pengaman dalam pengoperasian alat atau instalasi misalnya tutup pengaman mesin,
sistem inter lock, sistem alarm, dan lainya
Pendekatan administrative dilakukan dengan cara
mengatur waktu dan jam kerja sehinggga tingkat kelelahan dan paparan bahaya
dapat dikurangi, menyediakan alat keselamatan kerja, mengatur pola kerja, sistem
produksi dan proses kerja
Akan tetapi, faktor teknis dan administrative
tersebut juga belum mencukupi. Unsur berikutnya yang sangat penting adalah unsur
manusia. Dalam kenyataan bahwa 85% kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor
manusia, untuk mencegah kecelakaan kerja dilakukan upaya antara lain yaitu
pembinaan dan perilaku aman K3, pengawasan dan inspeksi K3, pengembangan
prosedur kerja aman.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Kunci
keberhasilan dalam penerapan SMK3 organisasi harus komprehensif, konsisten
dengan hasil identifikasi bahaya, memahami konsep dan implementasi SMK3, adanya
dukungan dan komitmen menejemen puncak.
2. Dalam
mengurangi kecelakaan kerja faktor utamanya adalah faktor manusia atau karyawan.
4.2
Saran
1. Memberikan pendidikan dan pelatihan yang
sesuai dengan kebutuhan dan mencakup seluruh karyawan khususnya pada bagian
produksi dengan frekuensi dan resiko kecelakaan paling besar
2. Sebaiknya semua pekerja atau karyawan
harus menggunakan safety yang standar
seperti menggunakan helm, masker, dan werpak atau pakaian kerja untuk
mengurangi kecelakaan kerja
DAFTAR PUSTAKA
Malau Helintina, 2007, “Mempelajari Pola Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam Kegiatan
Produksi Di Pt. Toba Pulp Lestari tbk”, Skripsi Program Studi S1 Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
Ramli
Soehatman, 2010, Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja OHSAS 18001, Jakarta,
Penerbit Dian Rakyat.
Wuon Alfred
Billy, 2013, “Analisis Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Di Pt. Kerismas Witikco Makmur”, Skripsi Program Studi S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam
Ratulangi Manado
Tidak ada komentar:
Posting Komentar