Proses
produksi plastik stirin akrilonitril (SAN) diawali dengan mencampur
bahan baku stririn dan akrrilonitril berikut bahan tambahan didalam tangki
pencampur (mixing tank). Selanjutnya campuran diumpankan kedalam reaktor
alir tangki berpengaduk. Suhu operasi dipertahankan sekitar 150oC
dengan tekanan sekitar 2,5 atm. Produk polimer dalam bentuk slurry (semacam bubur) selanjutnya ditransfer
ke dalam devolatilizer #1 dan devolatilizer # 2 guna pengambilan sisa monomer.
Produk selanjutnya di bentuk hingga menjadi resin di unit peletizer. Seperti
halnya produk polietilen yang terdiri atas beberapa jenis seperti HDPE LDPE dan
seterusnya, produk SAN pun terdiri atas beberapa grade. Variasi jenis
tersebut dapat dicapai dengan mengubah komposisi bahan baku dan menetapkan
kondisi operasi tertentu.
Diagram proses Stirin
Akrilonitril (SAN)
ABS
Akrilonitril-butadien-stirine atau
ABS merupakan kopolimerisasi berdasar proses pencampuran secara fisis-mekanis.
Plastik jenis ini dibuat dengan mencampur resin SAN dengan SBR (styrene
butadiene rubber). Sejumlah resin SAN dan SBR ditambah additive
dengan perbandingan berat tertentu dimasukkan kedalam mixer supaya tercampur
merata. Selanjutnya melalui hopper campuran tersebut mengalami proses ekstrusi
(menggunakan ekstruder) hingga terbentuk resin ABS.
Proses ABS compounding
Pada beberapa
diagram alir diatas dinyatakan aadanya proses lanjut ‘ke unit pelletizer’. Unit
pelletizer adalah rangkaian peralatan dimana produk polimer berbentuk slurry
dirubah kedalam bentuk pellet (atau chip atau resin). Bentuk pellet
mungkin dapat dimiripkan dengan bentuk beras. Untuk jelasnya, berikut gambaran
unit tersebut.
Unit Pelletizer
Polimer
berbentuk slurry dari unit proses kemudian dijadikan strand yang
berbentuk seperti mie. Strand polimer yang masih lembek kemudian
didinginkan dalam pendingin air (strand
cooler). Selanjutnya strand
dikeringkan dengan penyemprotan udara untuk diumpankan ke pelletizer. Alat
tersebut terdiri atas pisau pemotong dalam bentuk silinder bergerigi. Dengan
demikian strand akan terotong-potong hingga ukuran panjang sekitar 2 mm. Itulah
yang disebut pellet. Pellet selanjutnya diumpankan ke ayakan (vibrating screen) guna
pemerataan ukuran (pallet yang terlalu panjang tidak dapat menembus ayakan).
Berikutnya pellet ditransfer menuju ke silo (tempat penyimpanan) sambil diberi
pelumas padat (misal magnesium stearat). Fungsi pelumas adalah untuk mencegah
lengketnya antara pellet satu dengan lainnya. Pellet selanjutnya dikemas dalam
kemasan 25 kg , 50 kg atau 1 ton untuk dikirim ke pabrik molding.
NILON
Bahan
baku utama pembuatan nilon (dalam hal ini nilon-6) adalah kaprolaktam.
Kaprolaktam dapat berbentuk bubuk maupun flake (lempengan kecil-kecil).
Kaprolaktam selanjutnya dipanaskan hingga mengalami pelelehan. Cairan
kaprolaktan selanjutnya ditransfer ke mixer guna pengenceran (ditambah air) dan
diberi senyawa penstabil (stabilizer). Kemudian titan oksida disuntukkan
kedalam aliran kaprolaktam yang menuju reaktor. Titan oksida berfungsi
memperindah kenampaan produk. Keluar dari reaktor nilon 6 mempunyai suhu
sekitar 260oC dan kekentalan kurang lebih 1.000 stokes. Nilon
selanjutnya diumpankan kedalam evaporator. Produk selanjutnya diberi stabilizer
dan ditransfer ke unit spinning. Proses pembuatan nilon diatas dikenal sebagai
proses Vickers-Zimmer.
Diagram polimerisasi nilon-6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar