Sabtu, 12 April 2014

PEMROSESAN PRODUK POLIMER

Bahan atau produk polimer hasil polimerisasi sebagian besar berbentuk resin plastik  (ada yang menyebutnya  pellet atau chip plastik).  Resin tersebut kemudian diproses dengan berbagai teknik diataranya ekstrusi molding, kalendering pelapisan dan spining Namun tidak seluruh produk polimer mesti dijadikan resin Beberapa jenis polimer termoset tidak memungkinkan dibuat resin, demikian juga untuk beberapa jenis  polimer rekayasa  maupun polimer khusus, oleh karenanya perlu teknik tersendiri dalam memprosesnya.

EKSTRUSI                                                                                                                           Pada proses ekstrusi terjadi peristiwa transfer (conveying) resin dari satu titik ke titik lain menggunakan ulir (screw), kemudian pelelehan dan penekanan.  Secara prinsip resin masuk dalam wadah (hoper) kemudian dibawa oleh ulir sambil mengalami proses pelelehan. Panas berasal dari kumparan yang dipasang di sekeliling ulir. Begitu pergerakan bahan menuju ujung, terjadi kenaikan tekanan  karena bahan polimer mesti melalui lubang kecil sedangkan dari belakang ulir terus bergerak menekan. Bahan keluar selanjutnya bisa “dieterima” oleh molding untuk dicetak, atau kembali dibuat resin. Khusus yang terakhir ini sepertinya merupakan aktivitas pengulangan (dari resin yang dikenakan proses ekstrusi untuk kembali dibentuk resin). Jawabannya  secara teknis memang demikian. Namun sebenarnya resin yang keluar berbeda dengan resin yang masuk. Dalam kasus ini  resin yang masuk dicampur dengan bahan lain sehuingga resin keluar mempunyai sepsifikasi yang khusus. Dengan demikian   tujuan ekstrusi diantaranya adalah untuk mendapat resin dengan spesifikasi berbeda dengan sebelumnya.

            Pencampuran (compounding)  merupakan hal  yang umum di industri polimer plastik. Sebagai contoh plastik SAN (stirin-akrilonitril) bila dicampur dengan karet SBS (kopolimer stririn-butadien-stririn) melalui ekstruder (alat pengekstrusi) akan menjadi plastik ABS (akrilonitril-butadien-stririn). Dalam hal ini  pencampuran bertujuan untuk mendapatkan plastik yang keras sekaligus liat. Plastik SAN bersifat keras namun getas. Untuk menghilangkan kegetasan maka perlu dicampur dengan  SBS agar mempunyai sifat liat, maka jadilah plastik ABS tersebut. Kemudian proses ekstrusi juga dipakai untuk pewarnaan resin. Sebagai contoh resin ABS dalam keadaan asli berwarna putih kekuningan dan opak (’buthek’, tidak transparan). Dan seperti diketahui aplikasi ABS diantaranya adalah untuk bodi sepeda motor, casing HP dan seterusnya. Produk-produk tersebut kenyataannya memerlukan variasi warna,. Untuk itulah resin ABS diberi pigmen dengan menggunakan proses ekstrusi. Sedangkan proses daur ulang beberapa jenis plastik juga menggunakan ekstruder. Dalam hal ini plastik bekas dalam ukuran potongan tertentu diumpankan ke hoper untuk selanjutnya diekstrusi menghasilkan resin plastik daur ulang. Resin tersebut kemudian dikirim (dujual) ke pabrik molding untuk dicetak.


            Ekstruder yang ada dipasaran biasanya terdiri atas ekstruder tunggal (single extruder) dan ekstruder ganda atau kembar (twin extruder).  Seacara umum ekstruder ganda mempunyai nilai lebih yaitu pencampuran yang lebih merata dan biasanya outputnya besar. Tentu saja harga ekstruder ganda lebih mahal dibanding elkstruder tunggal. Berikut dibawah penampang melintang kedua jenis ekstruder dan  foto ekstruder ganda.

MOLDING

            Molding merupakan proses pencetakan bahan polimer menjadi suatu bentuk tertentu sesuai dengan apa yang dikehendaki. Botol plastik kemasan air minum dan casing komputer merupakan contoh hasil  proses molding. Adapun proses molding dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu molding tiup, molding injeksi, molding kompresi, resin transfer molding (RTM), vacuum forming  dan SCRIMP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar