Sabtu, 12 April 2014

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 MENURUT OHAS 18001 SEBAGAI UPAYA MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI INDUSTRI

MAKALAH ILMIAH 

 PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 
 MENURUT OHAS 18001 SEBAGAI UPAYA 
MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI INDUSTRI 

 Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Bahas Indonesia






Oleh : Alan Virgianto 
5130611018 

 TEKNIK INDUSTRI 
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI 
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA 
2013 


KATA PENGANTAR


Puji dan Syukur kepada Allah karena karuniaNya penulis berhasil Menyelesaikan makalah ilmiah yang berjudul PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 MENURUT OHSAS 18001 SEBAGAI UPAYA MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI INDUSTRI
Makalah ini berisi penerapan manajemen K3 dalam upaya mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja di industri. Gagasan timbul ketika melihat banyaknya kecelakaan kerja di industri maupun di lalulintas
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan.


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.. ii
DAFTAR ISI. iii
BAB I PENDAHULUAN.. 1
        1.1 Latar Belakang  Masalah. 1
        1.2 Rumusan Masalah. 2
        1.3 Tujuan. 2
        1.4 Manfaat 2
BAB II LANDASAN TEORI. 3
        2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 3
        2.2 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 4
        2.3 Ketentuan Penerapan Sistem Manajemen K3. 4
        2.4 Langkah Implementasi Penerapan Sistem Manajemen K3. 5
BAB III PEMBAHASAN.. 6
        3.1 Proses Penerapan Sistem Manajemen K3. 6
        3.2 Kunci Keberhasilan Penerapan Sistem Manajemen K3. 7
        3.3 Pencegahan dan Mengurangi Kecelakaan Kerja. 8
BAB IV PENUTUP. 9
       4.1 Kesimpulan. 9
       4.2 Saran. 9

DAFTAR PUSTAKA.. 10


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang  Masalah

Meningkatnya kebutuhan hidup manusia mendorong industri untuk menyediakan kebutuhan dengan cepat dan berkualitas, sehingga diperlukan strategi yang tepat, salah satunya adalah memiliki peralatan yang berteknologi tinggi. Berdirinya industri – industri ini sangat banyak memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup manusia walaupun banyak masalah-masalah yang muncul. Industri didirikan dengan menggunakan metode kerja, teknologi dan lainnya untuk mendapatkan tingkat produktivitas yang tinggi, tetapi seringkali tanpa mempertimbangkan efek samping yang dapat ditimbulkannya. Salah satu keadaan yang timbul adalah terjadinya suatu kecelakaan kerja dan tidak jarang pekerja menderita sakit yang pada akhirnya sangat mempengaruhi produktivitas pekerja tersebut.
Menurut Jamsostek tercatat 65.474 kecelakaan kerja yang mengakibatkan 1.451 orang meninggal, 5.326 orang cacat tetap dan 58.697 orang cedera. Data kecelakaan tersebut mencakup seluruh perusahaan yang menjadi anggota Jamsostek dengan jumlah peserta sekitar 7 juta orang atau sekitar 10% dari seluruh pekerja di Indonesia. Dengan demikian, angka kecelakaan mencapai 930 kejadian untuk 100.000 pekerja setiap tahun. (Jamsostek, 2007) di samping itu dengan menurunnya produktivitas pihak industri akan rugi. Kerugian materi lainnya jauh lebih besar. Kondisi ini disebabkan karena masih kurangnya kesadaran dan pemahaman kalangan usaha di Indonesia akan pentingnya aspek K3 sebagai salah satu unsur untuk meningkatkan daya saing.
Disamping itu untuk meningkatkan daya saing proses produksi menuntut jadwal dan tindakan yang cepat dan tepat. Kondisi ini menyebabkan perlunya tindakan-tindakan penyelamatan apabila terjadi kecelakaan kerja, karena kecelakaan dapat menghambat proses produksi dengan hilangnya jam kerja karyawan serta adanya kerugian material ataupun jiwa. Namun demikian pecegahan terjadinya kecelakaan (preventive) harus lebih dahulu dilakukan. Tempat serta lingkungan kerja juga sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat produktivitas para pekerja. Lingkungan dan tempat kerja yang baik dapat memberikan semangat dan ketenangan bagi para pekerja sehingga tercapai tingkat produktivitas yang tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

                Berdasarkan latar belakang masalah di atas amaka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :
  1. Bagaimana penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang standar
  2. Bagaimana pengaruh penerapan sistem K3 terhadap menurunnya tingkat kecelakaan kerja

1.3 Tujuan

                Ada beberapa tujuan dari pembuatan makalah yang membahas tentang penerapan sistem manajemen K3 diantaranya adalah :
  1. Mengetahui penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang standar
  2. Mengetahui pengaruh penerapan sistem K3 terhadap menurunnya tingkat kecelakaan kerja

1.4 Manfaat

                Manfaat bagi industri menerapkan sistem manajemen K3 antara lain :
1.      Mengurangi kecelakaan kerja di industri
2.      Karyawan akan lebih menegerti pentingnya perlengkapan kerja yang digunakan untuk mengurangi kecelakaan kerja


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

            Menurut OHSAS 18001 : 2007 OHS Management system: part of organization’s management system used to develop and implement its OH’S Policy and manage OH’S Risks.
1.    A management system is a set of interrelated elements used to establish policy and objectives and to achieve those objectives.
2.    A management system includes organization structure, planning activities   (including fir example, risk assessment and the setting of objectives ), responsibilities, practices, procedures, procedures, and resources.
Sistem manajemen K3 merupakan konsep pengolahan K3  secara sistematis dan komprehentif dalam suatu system manajemen yang utuh melalui proses perencanaan, penerapan, pengukuran dan pengawasan.Terdapat berbagai bentuk sistem manejemen K3 yang dikembangkan oleh lembaga dan institute di dalam dan luar negeri antara lain :
1.    International safety Rating System (ISRS) dari ILCI/DNV
Suatu system manajemen K3 yang dipelopori oleh ahli K3 dari USA
Mr. FrankBird yang mengembangkan metode penilaian kinerja K3 yang disebut ISRS. System ini memberi peringkat kinerja K3 suatu perusahaan melalui audit dan sistem scoring atau nilai. Di Indonesia telah banyak yang menerapkan sistem ini.
2.    Proses safety Management, OHSA Standar CFR 29 1910.119 merupakan Sistem manajemen K3 yang dirancang khusus untuk industri proses beresiko tinggi seperti perminyakan dan petrokimia. Di Indonesia dikenal dengan istilah manajemen keselamatan proses (MKP) yang telah dikembangkan oleh berbagai industri dan perusahaan (OHSAS 18001, 2007)

2.2 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

                Tujuan dari penerapan sistem manajemen K3 antara lain :
1.    Sebagai alat ukur kinerja K3 dalam organisasi
Sistem manajemen K3 digunakan untuk menilai dan mengukur kinerja penerapan K3 dalam organisasi. Dengan membandingkan pencapaian K3 dalam organisasi tersebut, organisasi dapat mengetahui tingkat pencapaian K3. Pengukuran ini dilakukan melalui audit sistem manajemen K3.
2.    Sebagai pedoman implementasi K3 dalam organisasi
Sistem manajemen K3 dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam mengembangkan sistem manajemen K3. Beberapa bentuk sistem manajemen yang digunaka sebagai acuan misalnya ILO OHSMS, API HSE MS Guidelines, oil and Gas Producer Forum (OGO)
3.    Sebagai dasar penghargaan
Penghargaan K3 diberikan atas pencapaian kinerja K3 sesuai dengan tolak ukur masing-masing. Karena bersifat penghargaan, maka penilaian hanya berlaku untuk periode tertentu.
4.    Sebagai sertifikasi
Sertifikasi diberikan oleh lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi oleh suatu badan sertifikasi. Sistem sertifikasi ini telah berkembang secara global karena dapat diacu di seluruh dunia. (OHSAS 18001, 2007)

2.3 Ketentuan Penerapan Sistem Manajemen K3

                                Industri diwajibkan untuk melaksanakan beberapa ketentuan pokok penerapan K3 antara lain :
1. Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan SMK3.
2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan SMK3.
3. Menerapkan kebijakan secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran K3.
4. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan SMK3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja K3.
6. Pengendalian resiko dan bahaya yang ditimbulkan.
(Mentri tenaga kerja, No. Per-05/MEN/1996)

2.4 Langkah Implementasi Penerapan Sistem Manajemen K3

Langkah-langkah implementasi dalam penerapan system manajement ada 20 langkah implementasi antara lain :
Langkah 1       : Pembentukan Tim
Langkah 2       : Penentuan lingkup sistem manajemen
Langkah 3       : Tinjauan awal
Langkah 4       : Kebijakan K3
Langkah 5       : Identifikasi Bahaya, Penilaian resiko
Langkah 6       : Persyaratan Hukum dan lainnya
Langkah 7       : Sasaran K3
Langkah 8       : Program K3
Langkah 9       : Sumberdaya, peran, tanggung jawab, dan wewenang
Langkah 10     : Pelatihan Kepedulian Kompetensi
Langkah 11     : Komunikasi, konsultasi, dan partisipasi
Langkah 12     : Pendokumentasian   
Langkah 13     : Pengendalian dokumen
Langkah 14     : Pengendalian operasi
Langkah 15     : Kesiagaan dan tanggap darurat
Langkah 16     : Pengukuran kinerja dan pemantauan
Langkah 17     : Penyelidikan Insiden, ketidaksesuaian, dan pencegahan
Langkah 18     : Penyelidikan rekaman
Langkah 19     : Audit Internal
Langkah 20     : Tinjauan Manajemen (Ramli Soehatman, 2010, 192-194)

                                                     

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Proses Penerapan Sistem Manajemen K3

          Dari landasan teori yang di atas, dalam penerapan sistem manajamen K3 industri harus melakukan langkah implementasi antara lain :

Langkah implementasi
Kegiatan
keluaran
Tim bekerja
Langkah 15 : Kesiagaan dan Tanggap darurat
1.    Lakukan identifikasi darurat
2.    Buat prosedur tanggap daruarat
3.    Buat program pelatihan
1.    Prosedur tanggap darurat
2.    Identifikasi darurat
3.    Organisasi tanggap darurat
Workshop 2
1.     Review hasil langkah 2-15
2.     Lakukan pre-audit
3.     Kerjakan langkah 17-20
1.    Progress report kemajuan implementasi
2.    Hasil pressessment
Tim berkerja
Langkah 16 : Pengukuran Kinerja dan Pemantauan
1.    Buat prosedur pemantauan
2.    Susun aspek dan jenis pemantauan yang diperlukan
1.    Prosedur pemantauan
2.    Daftar pemantauan dan sistem

Langkah ke 17 : Insiden, Ketidaksesuaian, dan Tindakan korelasi
1.    Buat data sistem pelaporan kecelakaan dan kejadian
2.    Susun prosedur
3.    Buat formulir pelaporan
1.    Prosedur pelaporan kecelakaan
2.    Analisis kecelakaan kejadian
3.    Data kecelakaan tersusun

Langkah ke 18 : pengendalian rekaman
1.    Buat daftar rekaman K3
2.    Susun prosedur pengelolaan data

1.    Daftar data K3
2.    Prosedur pengelolaan data
3.    Tempat penyimpanan arsip yang baik
Internal Audit
Langkah ke 19 : Internal Audit
1.    Susun prosedur
2.    Bentuk tim Audit Internal
3.    Adakan pelatihan
1.    Prosedur internal Audit
2.    Rencana Audit Internal
3.    Laporan peleksanaan Audit Internal
4.    Tindak lanjut Audit Internal
Tinjauan menejemen
Langkah ke 20 : Tinjauan manajemen
1.    Buat prosedur tinjauan manajemen
2.    Laksanakan pertemuan Tinjauan manajemen
1.    Prosedur tinjauan Menejemen
2.    Laporan hasil pertemuan
3.    Dokumen tinjauan manajemen

3.2 Kunci Keberhasilan Penerapan Sistem Manajemen K3

Untuk mencapai penerapan SMK3 kelas dunia diperlukan faktor seperti berikut ini
1.    SMK3 harus komprehensif dan terintegrasi dengan seluruh langkah pengendalian yang dilakukan. Antara elemen implementasi dengan potensi bahaya atau resiko yang ada dalam organisasi harus berjalan. SMK3 disusun dengan pendekatan risk based concept sehingga tidak salah arah (misguided)
2.    SMK3 harus dijalankan dengan konsisten dalam operasi satu-satunya cara untuk mengendalikan risiko dalam organisasi. Semua program K3 atau kebijakan K3 yang diambil harus mengacu kepada SMK3 yang ada. Sebagai contoh, ketika organisai akan melakukan proyek ekspansi fasilitasi, maka dikembangkan program K3 untuk proyek yang tetap mengacu kepada SMK3 yang sudah ada.
3.    SMK3 harus konsisten dengan hasil identifikasi bahaya dan penilaian resiko yang sudah dilakukan. Hal ini akan tercermin dalam penetapan objektif dan program kerja yang harus mengacu kepada potensi bahaya yang ada dalam organisasi.
4.    SMK3 harus mengandung elemen-elemen implementasi yang berlandaskan siklus proses manajemen (PDCA).
5.    Semua unsur atau individu yang terlibat dalam operasi harus memahami konsep dan implementasi SMK3.
6.    Adanya dukungan dan komitmen menejemen puncak dan seluruh elemen dalam organisasi untuk mencapai kinerja K3 terbaik.
7.    SMK3 harus terintegrasi dalam sistem menejemen lainya yang ada dalam organisasi.

3.3 Pencegahan dan Mengurangi Kecelakaan Kerja

     Dalam kecelakaan kerja menyangkut berbagai aspek seperti manusia, kondisi pabrik, teknis peralatan yang dugunakan, dan alam. Untuk mengurangi kecelakaan kerja ada beberapa pendekatan seperti teknis, administrative dan manusia.
     Pendekatan teknis menyangkut kondisi fisik, peralatan, material. Untuk mencegah kecelakaan bersifat teknis dilakukan upaya keselamatan antara lain
1.  Rancangan bangunan yang aman disesuaiakan dengan persyaratan teknis dan standar yang berlaku untuk menjamin kelayakan instalasi dan peralatan kerja.
2.  Sistem pengaman dalam pengoperasian alat atau instalasi misalnya tutup pengaman mesin, sistem inter lock, sistem alarm, dan lainya
Pendekatan administrative dilakukan dengan cara mengatur waktu dan jam kerja sehinggga tingkat kelelahan dan paparan bahaya dapat dikurangi, menyediakan alat keselamatan kerja, mengatur pola kerja, sistem produksi dan proses kerja
Akan tetapi, faktor teknis dan administrative tersebut juga belum mencukupi. Unsur berikutnya yang sangat penting adalah unsur manusia. Dalam kenyataan bahwa 85% kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor manusia, untuk mencegah kecelakaan kerja dilakukan upaya antara lain yaitu pembinaan dan perilaku aman K3, pengawasan dan inspeksi K3, pengembangan prosedur kerja aman.


BAB IV

PENUTUP

4.1     Kesimpulan

1.    Kunci keberhasilan dalam penerapan SMK3 organisasi harus komprehensif, konsisten dengan hasil identifikasi bahaya, memahami konsep dan implementasi SMK3, adanya dukungan dan komitmen menejemen puncak.
2.      Dalam mengurangi kecelakaan kerja faktor utamanya adalah faktor manusia atau karyawan.

4.2     Saran 

1.   Memberikan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan dan mencakup seluruh karyawan khususnya pada bagian produksi dengan frekuensi dan resiko kecelakaan paling besar
2.  Sebaiknya semua pekerja atau karyawan harus menggunakan safety yang standar seperti menggunakan helm, masker, dan werpak atau pakaian kerja untuk mengurangi kecelakaan kerja


DAFTAR PUSTAKA


Malau Helintina,  2007, “Mempelajari Pola Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam Kegiatan Produksi Di Pt. Toba Pulp Lestari tbk”, Skripsi Program Studi S1 Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Ramli Soehatman, 2010, Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja OHSAS 18001, Jakarta, Penerbit Dian Rakyat.
Wuon Alfred Billy, 2013, “Analisis Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Pt. Kerismas Witikco Makmur”, Skripsi Program Studi S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar